Sabtu, 25 Juni 2011

Anthon Sihombing Pimpin KTI Pusat Lagi


Munas Komisi Tinju Indonesia (KTI) di Hotel Parapat, Kabupaten Parapat, Sumatera Utara yang berakhir kemarin (25/6) mengangkat kembali Anthon Sihombing sebagai ketua KTI pusat. Ini merupakan rekor, karena Anthon sebelumnya sudah menjadi ketua KTI tiga priode sebelumnya. ''Kami tidak punya calon pilihan lain kecuali Pak Anthon,'' kata M. Rois, salah seorang utusan dari Jatim yang mengikuti munas tersebut kemarin.
    Karena tidak ada pesaing itu, kontan saja Anthon dipilih secara aklamasi oleh 73 suara, dari perwakilan 17 pengurus provinsi dan 3 kabupaten dan kota se Indonesia. Anthon akan memimpin KTI sampai dengan 2015 mendatang.
            ’’Dengan adanya ketua baru ini, membuat semangat KTI untuk bangkit juga besar. Sebab, para pengurus provinsi juga bersepakat untuk memperbarui semua regulasi yang ada,’’ kata salah satu delegasi dari Jatim, M Rois.
            Menurut dia, suksesnya perhelatan munas KTI tersebut, juga tidak bisa dilepaskan dari andil perwakilan Jatim. Sebab, sampai menit-menit berakhirnya munas, tak satupun tokoh tinju nasional yang bersedia menjadi calon ketua KTI.
            ’’Oleh karena itu, kami dari Jatim langsung mengusung Pak Anthon sebagai katua KTI. Pertimbangannya, kecintaan dan semangat dia membangun tinju professional sudah terbukti,’’ lanjut Rois.
            Meskipun begitu, usul dari perwakilan provinsi paling timur di pulau jawa itu, tidak serta merta diterima begitu saja. Sebagian besar peserta munas malah berdiri dan menyatakan keberatan. Pasalnya, Anthon Sihombing adalah mantan ketua KTI Periode 2005-2009, yang tidak bertanggung jawab untuk menggelar munas di saat masa jabatannya berakhir.
            Ya, munas KTI tersebut sejatinya harus digelar pada 2009 lalu. Namun, karena lambannya kepengurusan yang lama, membuat even untuk memilih ketua baru KTI tersebut baru dilaksanakan pada Juni 2011. Delegasi dari Jatim yang iut dalam munas tersebut, adalah M Rois, Joko Tetuko, Dr Eddy Herman, dan Monot.
            ’’Karena alasan itu, membuat sebagian besar peserta menolak. Tapi, kami tak tinggal diam dan turun melakukan pendekatan dengan peserta lainnya. Akhirnya, mau tak mau mereka akhrinya menerima juga,’’ cerita Rois.
Sementara itu, Joko Tetuko yang bertindak sebagai pimpinan sidang menyatakan, munas tersebut adalah langkah kongrit yang digagas oleh pengurus provinsi atas kevakuman KTI selama dua tahun terakhir.
’’Sudah dua tahun ini KTI mati suri, maka ini adalah salah satu langkah awal untuk memperbaiki masa depan organisasi ini,’’ ujar pria yang juga mantan sekretaris Pengprov PSSI Jatim itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar