Senin, 21 November 2011

Petinju Malang Berjaya di Gelaran KTI Malang,

Petinju tuan rumah berjaya pada ajang Malang Big Fight versi Komisi Tinju Indonesia (KTI) di halaman Stadion Gajayana, Sabtu malam (19/11). Pada partai utama,  Victor Mausul dari Ken Arok Boxing Camp dengan mudah mengalahkan Yacob Ton dari sasana Inra Boxing Camp Surabaya. Hanya butuh dua ronde dari delapan ronde yang dipertandingkan bagi Victor untuk bisa meyudahi perebutan  sabuk ketua KTI Malang Raya kelas ringan 61,2 kg itu. Victor menang dengan technical knock out (TKO).

   Dengan kemenangan tersebut, rekor mantan juara WBO Aspac tersebut makin panjang. Tercatat dia sudah naik ring sebanyak 37 kali dengan catatan 33 kali menang, dua kali kalah, dan draw dua kali.
  
   Dalam pertandingan tersebut, Victor memang layak menang. Sejak ronde  pertama, dia terus menekan Yacob Ton. Pukulan jab Victor beberapa kali mendarat mulus di wajah Yacob. Kombinasi pukulan hook kiri dan kanan Victor juga sama baiknya. Klimaksnya, di penghujung ronde dua, Yacob memberikan isyarat kepada wasit jika dia tidak mampu meneruskan pertandingan.

   Usai pertandingan, Victor menyatakan dirinya sendiri cukup kaget dengan kemenangan tersebut. Sebab, dia menilai persiapan dirinya cukup mepet jelang menghadapi Yacob Ton. ”Tapi dengan dukungan pelatih, teman-teman di sasana, dan warga Malang Raya, saya bisa memenangkan pertandingan tersebut. Pertandingan tadi mental lebih banyak berbicara. Lawan saya memiliki potensi yang bagus, namun saya merasa saya lebih mendapat dukungan dari penonton, bisa jadi itu yang membuat mental lawan kendur,” ujar Victor usai pertandingan.

   Empat partai profesional lainnya dalam Malang Big Fight versi Komisi Tinju Indonesia (KTI), Sis Morales dari sasana D’Kross Boxing Camp yang turun pada partai tambahan kelas terbang 50,8 kg enam ronde sukses menang KO pada ronde pertama atas Joko Blambangan dari sasana Minakjinggo Boxing Camp. Kemudian pada partai eliminasi non-gelar kelas bulu 57,1 kg delapan ronde, petinju Singo Kinaro dari sasana Yon Bekang 5 Boxing camp menang angka atas Gun Hero dari sasana Semen Gresik Boxing Camp Tuban.
     Singo Kinaro yang sebelumnya berpredikat peringkat tujuh nasional dinyatakan menang angka setelah hakim A, Sugeng memberi poin 75-77, hakim B Rois juga memberi poin 75-77, serta hakim C Mulyanto memberi poin 77-75. Dengan hasil tersebut, Singo Kinaro dinyatakan menang angka dengan jumlah kumulatif 229-227.
     Pada perebutan peringkat nasional kelas bulu 57,1 kg delapan ronde, Sam Polanco dari sasana Jaguar Boxing Camp Malang yang merupakan petinju peringkat empat nasional juga menang atas petinju peringkat enam nasional Catur Rambing dari sasana Intan Sakti Boxing Camp Kendal. Sam Polanco memukul KO Catur Rambing saat pertandingan memasuki  ronde keempat.
Sementara di kelas amatir, petinju Malang juga berjaya. Dari lima partai yang dipertandingkan, empat petinju Malang menang atas lawan-lawannya.  
    Di kelas layang 49 kg, Rendi dari sasana D’Kross Boxing Camp menang atas M Rokim dari sasana Minak Jinggo Boxing Camp Banyuwangi, kemudian di kelas bantam 56 kg, Budi dari Arema Boxing Camp mengalahkan Muksin dari sasana Spider 527 Boxing Camp Lumajang.
     Pada dua partai kelas ringan 60 kg, Cahyo dari sasana Arema Boxing Camp mengungguli John Divo dari sasana Spider 527 Lumajang, sementara Mandosa dari sasana D’Kross Boxing Camp menganvaskan Nelson dari sasana Spider 527 Lumajang. Satu petinju Malang yang menuai kekalahan adalah Irul dari sasana Jaguar Boxing Camp yang dikalahkan Rexi Akbar dari sasana Spider 527 Boxing Camp Lumajang.(radar malang)

Rabu, 16 November 2011

SGBC Cari Petinju Lagi

Sasana Semen Gresik Boxing Camp (SGBC) mulai mencari petinju baru lagi. Pencarian petinju itu dilakukan karena petinju asal Blitar, Aris Wahyudi, mundur. ’’Kita masih mencari petinju yang bagus,’’ kata pelatih SGBC Hengky Gun.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan petinju putra daerah bisa bergabung ke sasana tinju di bawah naungan PT Semen Gresik tersebut. Saat ini, SGBC hanya memiliki dua petinju profesional. Keduanya, Ruvi Kun Aguero dan Gun Hero.
Menurut Hengky Gun, kedua petinju itu dipersiapkan naik ring. Gun Hero bakal bertarung selama delapan ronde di kelas bulu 57,1 kg Sabtu (19/11) nanti di Malang.   
     Pemegang sabuk emas kelas bulu junior ini ditantang Ginaro, petinju asal sasana Bek Ang, Malang. ’’Ini hanya ring rutin saja dan mencoba naik kelas,’’ terangnya.
Sementara Ruvi Kun Aguero bakal naik ring guna perbaikan peringkat di kelas bantam 53,5 kg Desember nanti di Solo. Pertarungan itu digelar Komite Tinju Indonesia. ’’Untuk lawan masih dicarikan dari Jakarta,’’ kata Hengky Gun.

Minggu, 13 November 2011

Draw, Darsim Ingin Duel Ulang

Petinju Darsim Nanggala harus kembali menunda ambisi menyatukan sabuk juara welter (66,7 kg) dari tiga badan tinju yang berbeda. Hal itu setelah pertarungannya dengan Maxi Rodriguez pada perebutan gelar juara kelas welter versi KTI Selasa (8/11) malam lalu di Cilandak, Jakarta dinyatakan seri.
            Hasil tersebut tentunya menyesakkan bagi Darsim. Mengingat penilaian para juri, seharusnya petinju asal Sasana Amphibi itu menang angka tipis. Juri Suwarno memberikan nilai 113-114 untuk Darsim. Juri Suwandi memberikan nilai sama untuk kedua petinju 114-114. Sedang Juri Joe juga memberikan nilai sama 115-115.
            Nah, ketika dihubungi kemarin (9/11) Darsim menyatakan rasa kecewa atas pertarungannya tersebut. “Pertarungan berjalan ketat. Dan saya banyak memasukkan pukulan ke arah Maxi. Terutama di atas ronde keenam,” kata Darsim kemarin. Dalam pertarungan 12 ronde itu, Darsim sempat kesulitan membongkar double cover Maxi di ronde awal.
            Kesempatan emas Darsim didapat di ronde keenam dan kesembilan. Itu setelah kombinasi pukulan straight kanan dan hook kiri bapak dua anak itu telak mengenai rahang Maxi. Sayang, Darsim terlambat melepaskan upper cut untuk memungkasi pertarungan.
            Namun ada sisi positif yang dipetik Darsim dalam pertarungan tersebut. Yakni masalah fisik Darsim yang sama sekali tak kedodoran meski berhadapan dengan petinju yang tujuh tahun lebih muda. “Berkat latihan fisik yang matang, saya mampu terus menekan selama 12 ronde,” ucap petinju berusia 32 tahun itu
Senada dengan Darsim, pelatih Beni Belonis juga tak puas dengan penilaian akhir pertarungan tersebut. “Mungkin karena berhadapan dengan juara bertahan, jadi keunggulan Darsim satu poin tak dianggap cukup. Dan ini sangat tak adil,” tutur pelatih berusia 34 tahun itu.
Dengan hasil tersebut, Beni berencana mengajukan surat kepada KTI dan promotor tinju kemarin untuk melakukan pertandingan ulang (rematch) antara Darsim versus Maxi. ’’Jelas saya mau petinju saya tanding ulang untuk pembuktian bahwa Darsim layak menang,” ujar Beni.