Minggu, 25 Desember 2011

Sasana Pirih Gelar Tinju Pro Malam Tahun Baru

Malam tahun baru tak perlu susah cari hiburan. Apalagi bagi para penggemar tinju pro. Sebab, Sasana Pirih Surabaya berencana menggelar kejuaraan Pirih Back To Fight II, di Sasana Pirih Surabaya pada malam penghujung tahun tersebut.
        Meski Pirih tidak menurunkan petinju andalannya, Sofyan Efendi, dalam pertandingan tersebut namun pertandingan bakal tetap seru. Sofyan diparkir karena petinju kelahiran Tulungagung ini mengalami bengkak di bagian leher.
        ’’Sebenarnya kami sangat berharap agar Sofyan bisa membela nama besar Pirih dalam kejuaraan ini. Sayang, dia terlihat kurang fit selama dalam persiapan, setelah ada pembengkakan di lehernya,’’ komentar Mudafar Danu, pelatih di Pirih BC.
        Sofyan memang menjadi andalan Pirih selama ini. Sebab, pemegang sabuk juara nasional kelas terbang mini 47,6 kg ini telah memiliki jam terbang yang cukup tinggi. Pengalaman latihan di Filipina selama enam bulan, juga menjadi modal penting untuk Pirih meraih gelar di kandang sendiri. Sayang, itu tidak bisa terpenuhi..
        Meski demikian, Mudafar Danu mengungkapkan bahwa pecinta tinju Surabaya tidak perlu kecewa dengan absennya Sofyan tersebut. Sebab, pelatih asal Ternante, Maluku Utara ini telah menemukan pengganti Sofyan.
        Petinju tersebut adalah Pieter Nesi, petinju binaan Pirih BC yang juga tidak kalah hebat dengan Sofyan. Rencananya, dalam kejuaraan itu, Pieter akan dipertemukan dengan Joko Blambangan dari Minakjinggo BC, Banyuwangi.
        ’’Mereka akan bertarung delapan ronde, saya berharap Pieter mampu memberikan yang terbaik dalam kejuaraan ini. Toh, selama dalam latihan, akurasi pukulannya juga terlihat cukup cepat dan keras,’’ ucap Mudafar.
        Nesi sendiri mengakut tidak terbebani dengan amanah yang diberikan oleh sasana tempat dia berlatih. ’’Tidak ada masalah, kami sudah saling tahu kekuatan dan kelemahan masing-masing. Toh, Joko sudah sering naik ring di Pirih juga,’’ tambah Pieter.

Sabtu, 17 Desember 2011

Rokatenda Gagal Boyong Gelar Juara KTI

Ambisi sasana Rokatenda Sidoarjo untuk membawa pulang dua sabuk nasional di akhir tahun ini, kandas. Itu setelah dua petinju mudanya, Edy Pio Pikariuw dan Bayu Gede Prabow, kalah dalam perebutan sabuk nasional versi Komisi Tinju Indonesia (KTI) di Jakarta Minggu (11/12) malam.
        Bayu yang turun dalam pertandingan pertama melawan Waldo Sabu (Demokrat BC Jakarta), harus merasakan kekalahan lebih dulu. Petinju yang turun di kelas bantam 52,2 kg ini dinyatakan kalah TKO (Technical Knock Out) pada ronde ke-11 dari 12 ronde yang direncanakan.
        ’’Bayu mengalami kram yang hebat di bagian kakinya. Maka, daripada dia menjadi bulan-bulanan lawan, saya langsung meminta untuk pertarungan itu dihentikan,’’ kata Yani Malhendo, pelatih Rokatenda Sidoarjo.
        Menurut dia, meski mengalami kram, Bayu tidak kalah dalam mengoleksi poin dalam pertarungan tersebut. Kombinasi pukulan uppercut dan jab keras yang dia peragakan mampu membuat Waldo Sabu  kewalahan.
        ’’Sayang, fisik Bayu habis saat memasuki ronde terakhir. Masalahnya, ambisi dia untuk memenangkan pertarungan memaksa tenaganya terkuras habis di ronde-ronde awal,’’ ujar Yani.
        Hal yang tidak kalah pahit juga di alami oleh Edy Pio Pikariuw. Petinju yang baru berusia 17 tahun ini tidak mampu mengakhiri pertarungan 12 ronde. Edy dinyatakan kalah KO (knock out) pada ronde keenam, setelah tidak mampu menahan kerasnya pukulan Frans Yerangga (Sindoro Satriamas Semarang) yang mendarat tepat di rusuk kiri.
        Setelah mendapat pukulan tersebut, Edy tidak bisa bangun. Pertarungan pun berhenti setelah wasit Eric Suwarni menghitung sampai ke sepuluh, namun Edy hanya tertidur kesakitan. ’’Fisik anak-anak harus di evaluasi. Selain itu adalah mental bertanding mereka. Anak-anak terlihat grogi saat berada di atas ring. Apalagi, lawan yang mereka hadapi jauh lebih berpengalaman,’’ tegas Yani. (jp)

Sabtu, 10 Desember 2011

Rokatenda Bidik Dua Gelar KTI

Sasana Rokatenda punya target khusus sebelum akhir tahun ini. Sasana yang bermarkas di kompleks Pondok Candra, Sidoarjo, itu berambisi mengamankan dua sabuk nasional sebelum pergantian tahun.
Kebetulan, dua petinju junior Rokatenda –Edy Pio Pikariuw dan Bayu Gede Prabowo– akan turun dalam kejuaraan perebutan sabuk nasional versi komisi tinju Indonesia (KTI) di Jakarta Minggu malam (11/12). Menurut rencana, Bayu bertemu Waldo Sabu (Demokrat BC) Jakarta di kelas bantam 52,2 kg, sedangkan Edy melawan Frans Charles Yerangga dari Sasana Sindoro BC Semarang.
’’Kami optimistis, dua gelar nasional tersebut bersarang di sasana kami. Itu akan menjadi hadiah akhir tahun untuk Rokatenda. Pertimbangannya, kemampuan dua petinju yang kami utus itu terbukti dalam beberapa kejuaraan,’’ ujar Don Bosco Daniel Wera, manajer Rokatenda (9/12).
Menurut dia, Edy dan Bayu sama-sama menunjukkan progres dalam setiap latihan. Bahkan, kombinasi gerak kaki dan pukulan yang selama ini menjadi kelemahan mereka sudah tertutupi.
’’Mereka sapu bersih program latihan pelatih. Jadi, bagi kami, tinggal menunggu penentuan akhir di atas ring. Semoga semua strategi dan teknik yang diberikan pelatih bisa diaplikasikan dalam pertarungan nanti,’’ ucap sulung dari Damianus Ware, owner Rokatenda, itu.
Edy dan Bayu berangkat ke Jakarta kemarin pagi. Hari ini mereka harus menjalani sesi timbang badan dan tes kesehatan di Kantor Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Edy berjanji melakukan yang terbaik bagi sasananya dalam pertarungan tersebut. Sebab, itu langkah awal untuk meniti karirnya dalam belantika tinju profesional Indonesia.
’’Bagi saya, semua pertarungan adalah final. Bagaimanapun harus menang. Saya tahu, jam terbang lawan sudah banyak. Tapi, itu bukan alasan untuk mengalah,’’ ucap Edy.

Kamis, 08 Desember 2011

IBF Tugaskan M. Rois ke Filipina

  
M Rois, salah satu hakim dan wasit juri tinju pro asal Surabaya kembali mendapat kesempatan dari badan tinju dunia IBF (International Boxing Federation). Dia diberi mandat untuk menjadi hakim dalam pertandingan versi IBF di Filipina.
    Rencananya, ada dua pertandingan penting yang akan menggunakan jasa Rois. Yakni pertandingan antara Ray Bautista (Filipina) melawan Miquel Mendoza (Meksiko) di kelas bulu 57,1 kg di Cebu, Filipina 10 Desember. Kemudian di ke esokan harinya ditempat yang sama,  Rois juga menjadi hakim bagi pertandingan perebutan peringkat pertama kelas ringan junior 58,9 kg antara Fashai Sakkrein (Thailand) vs Martin Honorio (Filipina).
’’Alhamdulillah saya masih dipercaya oleh badan tinju international untuk terlibat dalam kejuaraan level dunia. Apalagi perwakilan dari Indonesia hanya saya seorang,’’ ujar pria kelahiran Sidoarjo 15 Maret 1965 ini.
    Bagi pria yang juga seorang pengajar di SMPN 36 Surabaya ini, tugas tersebut sekaligus sebagai tempat untuk menambah pengalaman bagi dia. ’’Karena sudah pasti akan banyak pengalaman baru ada di sana. Dan, saya ingin terapkan pengalaman itu di tanah air,’’ ucap ayah satu anak ini.