Jumat, 11 Oktober 2013

Roy Mukhlis vs Weng Haya Berebut Gelar WBO Aspac


  
 
Weng Haya
Roy Mukhlis
  Sabtu  malam (12/10) menjadi pertaruhan karir petinju Roy Mukhlis (Sasana GRIB Jatim) untuk merebut juara kelas ringan (61,2) versi WBO Asia Pasific (Aspac) di GOR Hayam Wuruk Surabaya. Dia akan menghadapi petinju Filipina Weng Haya dalam perebutan gelar yang sedang lowong.     
     ”Ini kesempatan terbaik yang dimiliki oleh Roy Mukhlis. Sebab, kalau dia berhasil memenangkan pertarungan ini, maka sudah pasti Indonesia punya satu wakil di level WBO Asia Pasific. Peluang ini wajib direbut oleh Roy Mukhlis,” kata Mikdon Neddy Tanaem, promotor pertandingan.
          Menurut pria yang juga pengusaha di bidang jasa ekspor dan impor itu, dirinya sudah merencanakan karir Roy Mukhlis di level dunia. Hanya saja, Roy harus mampu menunjukkan penampilan terbaiknya dalam pertarungan yang juga memperebutkan sabuk emas Pangdam V Brawijaya Surabaya itu.
          Ya, pada akhir 2010 lalu, Roy Mukhlis pernah memiliki kesempatan untuk merebut gelar juara dunia WBA saat melawan Takashi Uchiyama di Jepang. Sayang, saat itu keberuntungan belum berpihak kepada  Roy Mukhlis. Petinju asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini kalah TKO pada ronde kelima.
          Dalam kesempatan terpisah Roy Mukhlis mengatakan bahwa dirinya telah banyak belajar dari kekalahan di Jepang. Bahkan, beberapa kelemahan seperti strategi bertarung yang terlalu terbuka juga sudah dia evaluasi. ”Saya tidak mau mengambil resiko, saya harus berjuang habis-habisan untuk gelar ini,” tegasnya sebagaimana dikutip Jawa Pos.
          Memang, apabila dilihat dari rekor bertanding kedua petinju, Roy Mukhlis masih unggul di atas kertas. Dari 30 kali naik ring, Roy Mukhlis sudah mengoleksi 26 kemenangan (20 KO), 2 kali seri dan dua kali kalah. Sementara Weng Haya 17 kali menang (9 KO) dan enam kali kalah (3 KO) dari total 23 pertandingan.
    Roy Mukhlis juga diunggulkan dalam pertarungan ini, lantaran sang lawan baru mengalami kekalahan KO pada ronde kedua saat bentrok melawan Miguel Berchelt di Meksiko, 22 Juni lalu.
      Bagaimana dengan Haya? Petinju kelahiran Mandaue City, Cebu Filipina 24 tahun silam ini juga tak keder dengan sesumbar petinju tuan rumah. ’’Persiapan saya di Filipina juga sangat maksimal, dan saya yakin bisa meraih kemenangan di sini,’’ kata Wilson Vismar Ogso, nama asli Weng Haya.

       Markus Remiasa, ketua panitia kejuaraan mengatakan, pertandingan yang digratiskan untuk penonton tersebut akan menjadi tolok ukur pergelaran tinju profesional di Jatim," Kami memang sudah bertekad untuk meningkatkan frekuensi tinju di Jatim, tapi kalau perhelatan ini sukses, kami optimistis kejuaraan dengan level paling tinggi juga bisa terlaksana di Jatim," tegas Remiasa.

Partai Lainnya

1.   Jacob Ton (Nekmese BC Surabaya) v Beny Tamaela (Linduji BC Solo) Kelas Welter Jr 63.5 Kg.
2.   Beniqno (Sasando BC Tangerang) v Hanif Brawijaya (Arhanudse 8 BC Sidoarjo) Kelas bulu 55.3 Kg
3.   Rivo Rengkung (Linduji BC Solo) v Otnel Negrito (Thomas Americo BC Dili Timor Leste) Kelas bulu 57.1 Kg
4.   Rachmad Budi (Arema Singo Edan BC) v Delio Fernandes (Thomas Americo BC, Dili) Kelas terbang 50.8 Kg.

Selasa, 30 Juli 2013

Roy Mukhlis Dicarikan Lawan


 

Lama tidak bertanding membuat petinju Roy Mukhlis ngebet bertanding. Petinju Sasana GRIB Surabaya itu pun menyambut gembira ketika dirinya akan bertanding pada 10 November mendatang di Surabaya. Menurut rencana dia akan bertanding di badan tinju IBF.
      Sayang, ’’Belum ada kabar dari manajemen terkait siapa yang akan menjadi lawan saya. Jadi, saat ini latihan yang saya lakukan masih persiapan umum saja,’’ kaa Roy, kemarin (27/7)
        Padahal menurut Roy, untuk turun dalam laga internasional, sebaiknya dia mengetahui kandidat lawannya lebih dini. Dengan pertimbangan, agar persiapan yang dilakukan bisa lebih fokus dan sistematis. ’’Karena melawan petinju dari luar memiliki tantangan tersendiri,’’ timpalnya.
        Semetara itu, Yani Malhendo, pelatih Roy Mukhlis mengatakan bahwa saat ini pihak promotor Abdul Salam dan Nedy Mikdon Tanaem sedang berusaha mencari lawan yang ideal bagi petinju binaannya tersebut. Salah satunya dengan membangun komunkasi dengan promotor tinju beberapa negara di Asia Tenggara.
        ’’Pihak promotor dan manajemen tidak tinggal diam untuk masalah ini, saya yakin dalam waktu dekat sudah ada kandidat lawan bagi Roy. Tapi, tugas kami saat ini adalah bagaimana mempersiapkan Roy sebaik mungkin agar dia bisa maksimal dalam kejuaraan ini,’’ ucapnya.
        Meski begitu, Yani mengatakan bahwa besar kemungkinan lawan yang akan dihadapi oleh Roy dalam kejuaraan yang bertepatan dengan hari Pahlawan Nasional itu akan berasal dari negara-negara Asia. Seperti, Thailand, Filipina, Jepang dan Korea Selatan.
        ’’Pihak promotor memang punya ambisi dan rencana untuk Roy, Kalau memang dia bisa menang saat melawan petinju Asia, maka Roy akan diproyeksikan untuk melawan petinju dari Eropa dan Amerika. Jadi, kami berharap Roy bisa memaksimalkan kesempatannya ini,’’ lanjut Yani.

Senin, 27 Mei 2013

Robert Kopa Bungkam Jason Butar Butar




Kesempatan bagi Robert Kopa untuk merebut kembali sejumlah gelar nasional terbuka. Itu  setelah Robert mengalahkan Jason Butar-Butar (Kodam Jaya BC) Jakarta dalam pertarungan di Korem 084 Bhaskara Jaya, Surabaya, pada Sabtu malam lalu (25/5).
      
      Dalam pertarungan untuk memperebutkan sabuk emas Ad Interim Federasi Tinju Indonesia (FTI) dan sabuk emas Danrem 084 Bhaskara Jaya itu, Jason memberikan perlawanan sengit pada Robert. Apalagi, dia adalah mantan juara nasional di dua badan tinju berbeda, Komisi Tinju Indonesia (KTI) dan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI).
            ’’Ini termasuk salah satu kemenangan terpenting saya dalam kejuaraan tinju lokal. Selain berhasil menaklukan lawan yang cukup berat, kesempatan saya untuk kembali merebut gelar nasional saya yang hilang semakin terbuka,’’ kata petinju asal Sasana Rokatenda Sidoarjo itu.     
            Sebagaimana diketahui, sebelumnya Robert adalah juara tiga badan tinju Indonesia. Yaitu, Komisi Tinju Indonesia (KTI), Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) dan Komisi Tinju Pro Indonesia (KTPI). Namun, semua gelar ini hilang setelah dia kalah dari petinju Jepang Hiroshige Osawa awal April tahun lalu.
            Sementara itu, petinju-petinju asal Sasana Surabaya berhasil mendominasi kejuaraan tersebut. Selain Robert, ada juga Julio De La Bazes dari sasan GRIB BC Surabaya yang juga menang angka mutlak atas Juniston Simbolon (Sasana Putra Batu-Bara) Sumut. Dengan hasil itu, petinju gaek ini berhasil membawa pulang sabuk emas nasional FTI Ad Interim kelas ringan junior (58,9kg ).
Frans Damur dari Rokatenda Sidoarjo pun tidak mau ketinggalan. Melalui pertarungan sengit, Frans berhasil menang TKO atas Sami Hagler dari KPC Bulungan BC Jakarta di kelas Bantam Junior 52,2 kg.
Komandan Korem 084 Bhaskara Jaya Surabaya, Kolonel (Inf) Wisnoe Prasetyo Budi menjelaskan bahwa mereka bertekad untuk memajukan tinju profesional dan amatir di Surabaya. ’’Kami akan terus berupaya untuk menghidupkan kembali semangat tinju pro di Surabaya. Dulu Surabaya adalah kiblat tinju nasional, sekarang citra itu harus hidup lagi,’’ harapnya.(JP)

Rabu, 23 Januari 2013

Tokoh Senior KTI Jatim Berpulang

                                     Mohammad Binsjech

     Insan tinju profesional Jawa Timur kehilangan salah seorang tokohnya seniornya. Selasa malam (23/1/13) Mohammad Binsjech yang menjadi tokoh senior terakhir yang dimiliki Jawa Timur meninggal dunia. Jabatan terakhir di kepengruusan KTI Jawa Timur periode sekarang adalah sebagai dewan kehormatan. ''Pak Binsjech ini orang lama di KTI. Setahu saya sejak era sejak Setijadi Laksono, Eddy Pirih dan Aseng Hery Sugiarto,'' kata Moh Rois, sekretaris KTI Jatim.
    Seluruh pengurus KTI Jatim turut berduka cita atas meninggalnya Bapak Binsjech. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Dan seluruh keluarganya diberikan ketabahan.
    

Senin, 14 Januari 2013

Jadwal Belum Jelas, Petinju Rokatenda Libur


 Kejuaraan tinju yang di agendakan oleh Sasana Rokatenda ternyata masih kabur. Sebelumnya, sasana yang bermarkas di Pondok Candra Sidoarjo ini berencana menggelar kejuaraan untuk memperingati anniversary sasana tersebut pada 29 Januari mendatang.
            ’’Selama ini kami hanya disuruh mempersiapkan diri dengan maksimal, namun kapan akan naik ring kami belum tahu. Manajemen berencana menggelar kejuaraan pada Januari mendatang, tapi juga belum jelas,’’ kata Tommy Seran, kepada Jawa Pos, kemarin (31/12). Tommy adalah salah satu petinju terbaik yang dimiliki oleh Sasana Rokatenda saat ini.
            Akibat ketidakjelasan jadwal bertanding tersebut, Tommy dan kawan-kawan pun memilih untuk tidak latihan dalam waktu yang belum ditentukan. Menurut Tommy, libur panjang itu sudah berlangsung sejak 20 Desember lalu. Kalau pun ada, itu hanya latihan ringan yang mereka gelar.
            ’’Saya juga tidak tahu sampai kapan kami tidak latihan seperti ini. Rencana sih mulai minggu depan sudah ada program latihan. Tapi, jadi atau tidaknya saya juga belum tahu,’’ lanjut pemegang sabuk juara WBO Aspac (Asia Pasific) itu.
            Manager sekaligus pemilik sasana Rokatenda, Damianus Wera mengatakan bahwa kejuaraan yang mereka rencanakan pada akhir Januari memang belum tentu jadi. Sebab, selain masih menunggu kepastian dari sejumlah sponsor, keluarga Damianus juga sedang berduka.
            Ya, keluarga Damianus di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) saat ini masih tinggal di pengungsian setelah meletusnya gunung Rokatenda, 20 Desember lalu.’’Saya masih kepikiran keluarga saya di sana. Untuk masalah kejuaraan, lihat saja nanti,’’ lanjut pria yang juga promotor tinju internasional itu.

Selasa, 28 Agustus 2012

Tolak Tawaran Jepang, Roy Mukhlis Pilih Lokal


Impian Roy Mukhlis bertarung di luar negeri untuk sementara waktu harus disimpan dulu. Penyebabnya, manajamen Sasana GRIB (Gerakan Rakyat Indonesia Baru) tempat dia bernaung sengaja membatasi dia untuk mengikuti pertarungan internasional.
        Manajer GRIB Surabaya, Abdul Salam mengatakan bahwa mereka terpaksa menempuh cara itu demi masa depan karir Roy Mukhlis sendiri. Pertimbangannya, Roy adalah petinju yang sedang berusaha untuk bangkit dari kegagalan. Ya, sebagaimana diketahui, Roy mengalami kekalahan hebat dari petinju Jepang Takashi Uchiyama, di Jepang pada akhir 2010.
        ’’Jadi, pilihan yang paling tepat adalah lebih baik kami memaksimalkan karirnya dengan mengikuti kejuaraan di dalam negeri saja. Sebab, Roy masih membutuhkan banyak waktu untuk memperbaiki mentalnya,’’ kata Abdul Salam, pria yang juga promotor bagi Roy Mukhlis itu.
        Salam mengatakan bahwa, awal Agustus lalu Roy mendapat tawaran bertarung di Jepang. Namun tawaran tersebut ditolak langsung oleh mereka. Sebab, lanjut Salam, meski bayaran yang diberikan sangat besar, namun resiko pertarungan yang harus di hadapi oleh petinju juga sangat tinggi.
        Menurut pria yang juga seorang pengacara itu, Jepang memang terkenal dengan negara yang memberikan kontrak tinggi bagi petinju. ’’Rata-rata petinju yang main di sana di bayara mulai Rp 50 juta sampai Rp 100 juta,’’ beber dia. Namun, Salam tidak mau tergiur dengan tawaran itu. ’’Toh, masa depan Roy masih panjang dan dia bisa bertarung di negara mana saja bila dia sudah benar-benar siap,’’ ujarnya.
        Nah, sebagai ganti, Roy saat ini sedang dipersiapkan untuk bertarung di Kupang, Nusa Tenggara Timur pada 29 September mendatang. Meski rencananya bertarung delapan ronde, Salam yakin laga itu bisa mengembalikan kepercayaan dirinya yang sedang meredup.
        ’’Roy butuh banyak pertandingan untuk memperbaiki mentalnya. Dan, saya yakin dengan sering mengikuti pertarungan-pertarungan kecil seperti ini membuat mental bertandingnya semakin baik,’’ timpal Salam.
        Roy mengaku tak menyesal dengan adanya penolakan tawaran untuk bertarung di Jepang tersebut. ’’Manajemen lebih tahu mana yang terbaik bagi karir saya. Tugas saya saat ini adalah latihan dengan keras,’’ ucap petinju yang sudah 29 kali naik ring dengan 24 kali menang, tiga kali kalah dan dua kali seri itu.(Jawa Pos)

Sabtu, 11 Agustus 2012

Juara Asia Pacific Jadi Sopir Antar-Jemput




Tommy Seran tidak hanya mampu membawa nama sasana Rokatenda berkibar di belantika tinju international. Sulung dari sepuluh bersaudara itu harus berjuang untuk menghidupi sembilan saudaranya di Atambua, Nusa Tenggara Timur.
Maklum, meski berstatus sebagai juara World Boxing Organization (WBO) Asia Pasific (Aspac) kelas terbang junior (48,9 kg), kehidupan ekonomi Tommy tidak bisa dibilang mapan. Bahkan, untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, dia harus bekerja serabutan menjadi sopir antar-jemput anak sekolah. Kalau sekolah lagi libur, Tommy akan beralih  tugas menjadi sopir antar-jemput para tuna netra di beberapa panti jompo di wilayah Surabaya dan Sidoarjo
’’Penghasilannya juga tidak banyak, setiap mengantar paling hanya dibayar Rp 50 ribu–Rp 100 ribu. Itu pun dalam sebulan hanya dua sampai tiga kali tugas ,’’ cerita petinju yang sudah tiga kali mempertahankan sabuk WBO Aspac itu.
Padahal, Tommy yang saat ini menduduki peringkat kedua dunia versi WBO tersebut harus menghidupi sembilan adiknya. Ya, saat ini Tommy bertanggung jawab sebagai kepala rumah tangga setelah ayahnya, Raymundus Seran, meninggal dunia tahun lalu.
’’Jadi, untuk membantu keluarga di sana, setiap minggu saya harus mengirimkan Rp 200 ribu bagi mereka. Selain bertinju, saya juga harus mencari uang dari tempat lain,’’ kata pria yang bercita-cita membangun rumah bagi sembilan saudaranya di Atambua tersebut.
Tommy lantas bercerita, selama terlibat dalam dunia adu jotos, penghasilan terbesarnya adalah Rp 20 Juta. Itu diberikan oleh sang promotor international Damianus Wera saat dirinya berhasil merebut peringkat di WBO Aspac 2009 di Bali 2009.
’’Tapi, setelah itu, penghasilan yang saya dapatkan tidak lagi sebesar itu meski turun di kejuaraan dengan level yang sama. Saya tidak tahu apa yang terjadi, tapi bayaran yang saya dapatkan akhir-akhir ini seperti tidak sebanding dengan perjuangan di atas ring. Padahal, kami sudah mandi darah dan keringat,’’ timpal dia.
Meski begitu, Tommy merasa beruntung bergabung bersama sasana Rokatenda. Sebab, jaminan kehidupannya dan kawan-kawan menjadi tanggungan sasana, mulai dari makan dan tempat tinggal. (jawa pos)