Ambisi sasana Rokatenda Sidoarjo untuk membawa pulang dua sabuk nasional di akhir tahun ini, kandas. Itu setelah dua petinju mudanya, Edy Pio Pikariuw dan Bayu Gede Prabow, kalah dalam perebutan sabuk nasional versi Komisi Tinju Indonesia (KTI) di Jakarta Minggu (11/12) malam.
Bayu yang turun dalam pertandingan pertama melawan Waldo Sabu (Demokrat BC Jakarta ), harus merasakan kekalahan lebih dulu. Petinju yang turun di kelas bantam 52,2 kg ini dinyatakan kalah TKO (Technical Knock Out) pada ronde ke-11 dari 12 ronde yang direncanakan.
’’Bayu mengalami kram yang hebat di bagian kakinya. Maka, daripada dia menjadi bulan-bulanan lawan, saya langsung meminta untuk pertarungan itu dihentikan,’’ kata Yani Malhendo, pelatih Rokatenda Sidoarjo.
Menurut dia, meski mengalami kram, Bayu tidak kalah dalam mengoleksi poin dalam pertarungan tersebut. Kombinasi pukulan uppercut dan jab keras yang dia peragakan mampu membuat Waldo Sabu kewalahan.
’’Sayang, fisik Bayu habis saat memasuki ronde terakhir. Masalahnya, ambisi dia untuk memenangkan pertarungan memaksa tenaganya terkuras habis di ronde-ronde awal,’’ ujar Yani.
Hal yang tidak kalah pahit juga di alami oleh Edy Pio Pikariuw. Petinju yang baru berusia 17 tahun ini tidak mampu mengakhiri pertarungan 12 ronde. Edy dinyatakan kalah KO (knock out) pada ronde keenam, setelah tidak mampu menahan kerasnya pukulan Frans Yerangga (Sindoro Satriamas Semarang) yang mendarat tepat di rusuk kiri.
Setelah mendapat pukulan tersebut, Edy tidak bisa bangun. Pertarungan pun berhenti setelah wasit Eric Suwarni menghitung sampai ke sepuluh, namun Edy hanya tertidur kesakitan. ’’Fisik anak-anak harus di evaluasi. Selain itu adalah mental bertanding mereka. Anak-anak terlihat grogi saat berada di atas ring. Apalagi, lawan yang mereka hadapi jauh lebih berpengalaman,’’ tegas Yani. (jp)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar