Asia Pasific (Aspac). Prestasi apik itu didapat
setelah Roy Mukhlis (GRIB Jatim) berhasil menang angka mutlak atas Weng Haya
(Filipina) dalam duel perebutan gelar lowong kelas ringan 61,2 kg WBO Asia
Pasific dan Sabuk Emas Pangdam V Brawijaya Surabaya di GOR Hayam Wuruk Kodam V
Brawijaya, Sabtu malam (12/10).
Dalam
pertarungan yang disaksikan oleh ratusan penonton itu, Hakim A Salven Lagumbay
(Filipina) memberikan nilai 115-113, Hakim B Eric S (Jakarta) 117-111, dan
Hakim C, Bambang (Gresik) memberikan nilai 116-112 untuk kemenangan Roy Mukhlis.
”Ini
pertarungan yang sangat luar biasa, lawan tampil diluar dugaan. Tapi, Alhamdulillah
saya bisa mengatasinya dalam pertarungan tadi (kemarin, Red),” kata petinju
asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu setelah pertarungan sebagaimana
dikutip Jawa Pos.
Weng
Haya memang terlihat cukup tangguh sepanjang pertarungan. Selain didukung
dengan kondisi fisik yang prima, Weng juga memiliki speed punch yang sangat bagus serta pergerakan kaki yang lincah.
Kondisi tersebut yang membuat Roy
tak mampu memenuhi ambisinya menyelesaikan pertarungan pada ronde ketujuh dari
total 12 ronde yang direncanakan.
”Saya
sebenarnya punya peluang untuk jatuhkan dia (Weng) di ronde ketujuh. Tetapi lawan
banyak main curang dan suka merangkul. Itu yang membuat ruang gerak saya
semakin terbatas,” keluh Roy
atas cara bermain Weng Haya yang selalu merangkul itu.
Sejak
ronde pertama, kedua petinju memang sudah tampil impresif dengan saling jual
beli pukulan. Bahkan, saat ronde pembuka itu baru berjalan satu menit Roy
Mukhlis mampu mendesak Weng Haya di
sudut netral, kombinasi pukulan hook
dan upper cut keras berhasil membuat
sang lawan tertekan. Di ronde kedua, kombinasi pukulan Weng Haya ke arah perut
dan wajah Roy
juga membuat dia bisa keluar dari tekanan.
Tensi
pertandingan naik saat memasuki ronde ketiga setelah kedua petinju sama-sama mempertontonkan
kebolehan dan teknik bertinju mereka. Saat memasuki ronde keempat berjalan satu
menit kedua petinju gencar dengan jual beli pukulan. Dalam ronde ini Roy sempat jatuh. Namun,
wasit M Rois asal Surabaya
tidak memberikan angka bagi Weng. Wasit memutuskan Roy jatuh bukan karena pukulan tapi karena
terpelset. Roy
juga sempat jatuh di ronde keenam, tapi wasit memutuskan itu bukan akibat
pukulan tapi terpeleset.
Karena
dua kali melihat lawannya jatuh tapi juga tak diberikan angka, Weng Haya
meradang. Setelah pertandingan, dia menyebut lebih pantas memenangkan laga itu.
”Kenapa lawan dua kali jatuh tapi tak dihitung, ini tidak adil bagi kami,”
protes petinju dengan nama asli Wilson Vismar Ogso itu.
Sementara itu, Mikdon Neddy Tanaem, sang
promotor mengatakan bahwa ambisi mereka untuk memboyong Roy ke pentas tinju dunia sudah bulat. ”Kami
akan memaksimalkan persiapan Roy
terlebih dahulu. Tentu dengan memperbanyak jadwal sparring bagi dia,” jelas
Neddy.