Pada saat tinju pro Indonesia mencoba bangkit, salah seorang petinjunya malah tewas setelah naik ring. Ya, petinju kelas bulu bernama Afrizal akhirnya mengembuskan nafas terakhir setelah menjalani perawatan pascaoperasi pembedahan kepala di RS UKI Jakarta , Rabu (4/4), pukul 05.00 WIB.
Petinju asal Sasana PDAM Padang tersebut pada Sabtu malam (31/3) berupaya mempertahankan gelarnya melawan Irvan Marbun dalam ajang Gelar Tinju Profesional Indosiar (GTPI).
Namun dalam pertarungan 12 ronde yang dipimpin wasit Erik Suwarno tersebut ia dinyatakan kalah angka.
Menurut keterangan dokter RS UKI Jakarta Tommy Halauwet, sang petinju terbilang terlambat untuk dirujuk karena pembedahan seharusnya dilakukan pada malam saat korban diketahui mengalami pendarahan di kepala.
’’Kami baru mengoperasi pada Minggu (1/4) pukul 10.00. Padahal kejadiannya sudah berlangsung begitu lama. Namun kami tetap berusaha untuk memberikan harapan hidup untuknya,’’ ujar Tommy.
Kematian yang dialami Afrizal ini menambah panjang deretan petinju yang meninggal dunia seusai melakoni pertarungan. Ia merupakan petinju ke-24 sepanjang sejarah dunia tinju profesionalIndonesia yang meninggal selepas bertanding.
Jenazah Afrizal pukul 08.00 WIB sudah diterbangkan keMedan , Sumatera Utara, untuk dimakamkan.
Dari sejumlah peristiwa kematian petinju, kasus yang menimpa juara kelas bulu Alfaridzie seusai menghadapi Kongthawat Ora (Thailand) pada 2001 di Jakarta, menjadi isu panas dunia tinju nasional. Jaminan keamanan dan keselamatan petinju memaksa pemerintah ikut campur dengan memaksimal peran Badan Pengembangan dan Pengawasan Olahraga Profesional Indonesia (BPPOPI).
Namun dalam pertarungan 12 ronde yang dipimpin wasit Erik Suwarno tersebut ia dinyatakan kalah angka.
Menurut keterangan dokter RS UKI Jakarta Tommy Halauwet, sang petinju terbilang terlambat untuk dirujuk karena pembedahan seharusnya dilakukan pada malam saat korban diketahui mengalami pendarahan di kepala.
’’Kami baru mengoperasi pada Minggu (1/4) pukul 10.00. Padahal kejadiannya sudah berlangsung begitu lama. Namun kami tetap berusaha untuk memberikan harapan hidup untuknya,’’ ujar Tommy.
Kematian yang dialami Afrizal ini menambah panjang deretan petinju yang meninggal dunia seusai melakoni pertarungan. Ia merupakan petinju ke-24 sepanjang sejarah dunia tinju profesional
Jenazah Afrizal pukul 08.00 WIB sudah diterbangkan ke
Dari sejumlah peristiwa kematian petinju, kasus yang menimpa juara kelas bulu Alfaridzie seusai menghadapi Kongthawat Ora (Thailand) pada 2001 di Jakarta, menjadi isu panas dunia tinju nasional. Jaminan keamanan dan keselamatan petinju memaksa pemerintah ikut campur dengan memaksimal peran Badan Pengembangan dan Pengawasan Olahraga Profesional Indonesia (BPPOPI).
Daftar Petinju yang Tewas setelah Bertanding:
1948 Surabaya : Jimmy Koko (lawan Meyer)
1950 Surabaya : Rocky Wang atau Ricky Huang (lawan VIC Suatman)
1959 Surabaya : Robby Pav (lawan Mohammad Yali)
1961 ---: Sarono (lawan Tan Hwa Soei)
1978 Bandung : Atjeng Jim (lawan Kai Siong)
1979 ---: Nasir Kitu
1980 ---: Syamsul Bachri
1984 Jakarta : Domo Hutabarat (lawan Dadang Krinsa)
1985 --- : Suryanto
1987 Jayapura: Agus Souissa (lawan Michael Arthur)
1988 Blitar: Wahab Bahari (lawan Hudi)
1988 ---: Suryanto (lawan John Bonnex)
23 Desember 1990 Bontang: Bongguk Kendy (lawan Bisenti Santoso)
15 Juli 1993 Jakarta : Yance Samangun (lawan: Mahmud)
11 Mei 1995 Jakarta : Akbar Maulana (lawan Bugiarso)
16 Juni 2000 Jakarta : Dipo Saloko (lawan Roy Saragih)
18 November 2000 Belawan: Bayu Young Iray (lawan Herianto Kalam)
11 Maret 2001 Bekasi: John Namtilu (lawan: Hasan Purba)
2 April 2001 Cibinong: Muhammad Alfaridzi (lawan Kongthawat Ora Sorkiti)
28 Oktober 2001 Manado : Donny Maramis (lawan Stenly Kalalo)
4 Februari 2003 Jakarta : Johannes "Bones" Fransiscus (lawan Slamet Nizar). "Bones" wafat pada 6 Februari 2003)
21 September 2003 Sumatera Utara: Mula Sinaga--Petinju Amatir-- (lawan Asahan Tuerino. Mula Sinaga wafat pada 24 September 2003)
23 Januari 2004 Jakarta : Antonius Jonathan Mosse (lawan Kaichon sor Vorapin)
19 Februari 2004 Purwokerto: Jack Ryan (lawan Syamsul Hidayat)
5 Maret 2005 Jakarta : Hendrik Bira (lawan Mones Arepas - Bira kalah TKO pada ronde ketiga pada 3 Maret 2005)
16 Juni 2006 Manado : Fadly Kasim (lawan Jibril Soamole. Kasim kalah TKO 6)
15 Maret 2007 Jakarta : Anis Dwi Mulya (lawan Irvan Bone). Anis kalah TKO ronde 6, wafat pada 20 Maret 2007.
31 Maret 2012