Senin, 27 Mei 2013

Robert Kopa Bungkam Jason Butar Butar




Kesempatan bagi Robert Kopa untuk merebut kembali sejumlah gelar nasional terbuka. Itu  setelah Robert mengalahkan Jason Butar-Butar (Kodam Jaya BC) Jakarta dalam pertarungan di Korem 084 Bhaskara Jaya, Surabaya, pada Sabtu malam lalu (25/5).
      
      Dalam pertarungan untuk memperebutkan sabuk emas Ad Interim Federasi Tinju Indonesia (FTI) dan sabuk emas Danrem 084 Bhaskara Jaya itu, Jason memberikan perlawanan sengit pada Robert. Apalagi, dia adalah mantan juara nasional di dua badan tinju berbeda, Komisi Tinju Indonesia (KTI) dan Asosiasi Tinju Indonesia (ATI).
            ’’Ini termasuk salah satu kemenangan terpenting saya dalam kejuaraan tinju lokal. Selain berhasil menaklukan lawan yang cukup berat, kesempatan saya untuk kembali merebut gelar nasional saya yang hilang semakin terbuka,’’ kata petinju asal Sasana Rokatenda Sidoarjo itu.     
            Sebagaimana diketahui, sebelumnya Robert adalah juara tiga badan tinju Indonesia. Yaitu, Komisi Tinju Indonesia (KTI), Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) dan Komisi Tinju Pro Indonesia (KTPI). Namun, semua gelar ini hilang setelah dia kalah dari petinju Jepang Hiroshige Osawa awal April tahun lalu.
            Sementara itu, petinju-petinju asal Sasana Surabaya berhasil mendominasi kejuaraan tersebut. Selain Robert, ada juga Julio De La Bazes dari sasan GRIB BC Surabaya yang juga menang angka mutlak atas Juniston Simbolon (Sasana Putra Batu-Bara) Sumut. Dengan hasil itu, petinju gaek ini berhasil membawa pulang sabuk emas nasional FTI Ad Interim kelas ringan junior (58,9kg ).
Frans Damur dari Rokatenda Sidoarjo pun tidak mau ketinggalan. Melalui pertarungan sengit, Frans berhasil menang TKO atas Sami Hagler dari KPC Bulungan BC Jakarta di kelas Bantam Junior 52,2 kg.
Komandan Korem 084 Bhaskara Jaya Surabaya, Kolonel (Inf) Wisnoe Prasetyo Budi menjelaskan bahwa mereka bertekad untuk memajukan tinju profesional dan amatir di Surabaya. ’’Kami akan terus berupaya untuk menghidupkan kembali semangat tinju pro di Surabaya. Dulu Surabaya adalah kiblat tinju nasional, sekarang citra itu harus hidup lagi,’’ harapnya.(JP)