Selasa, 19 April 2011

Rachman Juara WBA di Usia 39 Tahun



Petinju Jawa Timur Muhammad Rachman tampil luar biasa dalam usia 39 tahun. Dia mengukir sejarah sebagai petinju tertua yang berhasil merebut juara dunia kelas terbang mini versi WBA (World Boxing Association). Dia menang KO ronde kesembilan atas juara bertahan asal Thailand Kwanthai Sithmorseng, di Krungthep Thonburi University, Bangkok, Selasa sore (19/4).
     Rachman yang kini bermukim di Blitar, Jawa Timur itu pernah menjadi juara dunia kelas terbang mini IBF mulai 2004 hingga 2007. Gelar terakhirnya lepas ketika dia dikalahkan petinju Filipina Florante Condes dalam duel di Jakarta. Rachman dinyatakan kalah angka.
     Kekalahan itu bisa maklumi karena usia Rachman saat itu sudah 36 tahun. Rachman sendiri mengisyaratkan dirinya pension. Namun dalam perjalanannya Rachman masih belum bisa meninggalkan dunia tinju. Dia masih malang melintang dalam berbagai kejuaraan dan partai nongelar.

Jumat, 15 April 2011

Bumbu Pacel Madiun Pak Haji Tohir

Bagi anda yang menyukai Pecel Madiun, sudah saatnya mencoba bumbu Pecel Madiun yang satu ini. Rasanya khas,dan sangat cocok untuk dinikmati kapan saja. Pecel ini sudah terkenal di Surabaya, dan pelanggannya sudah banyak. Dibuat oleh Pak Haji Tohir yang sudah berpengalaman. Dibuat berbagai model dan ukuran yang juga cocok dipakai untuk oleh-oleh kerabat, teman-teman atau kolega di dalam dan luar kota. Untuk bisa menikmati bumbu pecel yang enak dan lezat ini anda cukup mengontak Bu Rini nomor telepon 08155091911 (HP) atau 031-91496191. Silakan mencoba.

Robert Kopa Ingin Boyong Gelar


                                     Robert  Kopa (foto Kholili Indro)

Petinju Rokatenda BC Robert Kopa bertekad mengalahkan Sony Manakane (Demokrat BC) pada laga Minggu (17/4/2011) di Jakarta Expo Center (JEC). Laga tersebut merupakan partai tambahan dalam pertarungan Chris John melawan Daud Yordan.
’’Tak ada petinju yang ingin kalah dalam setiap pertarungan, begitu juga lawan saya. Tetapi, melihat persiapan yang saya lalui selama ini, saya optimistis bisa membawa pulang gelar itu,’’ ujar Robert Kopa sebelum berangkat ke Jakarta kemarin (14/4).
Ya, Robert memang telah dipersiapkan dengan maksimal oleh sang pelatih, Yani Malhendo. Tak tanggung-tanggung, dia harus melahap sparing sebanyak seratus ronde sebelum turun dalam pertarungan perebutan sabuk nasional Komisi Tinju Profesional Indonesia (KTPI) kelas bulu 57,1 kg yang sedang lowong.
’’Jika dibandingkan dengan persiapan-persiapan sebelumnya, kali ini saya merasa lebih fit dan percaya diri. Cara bertarung lawan juga tidak berbeda dengan petinju kebanyakan,’’ tambah petinju kelahiran Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu.
Hanya, petinju berusia 27 tahun tersebut patut memperhitungkan pengalaman yang dimiliki Sony Manakane. Sebab, jam terbang Robert dalam dunia tinju profesional masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan lawannya.
Dalam karirnya, Robert baru turun sebanyak tujuh kali dengan 4 menang (2 KO), 2 kali kalah, dan 1 kali seri. Sementara itu, Sony sudah 24 kali naik ring dengan 14 kali menang (KO 8), 8 kali kalah (KO 6), serta 2 kali seri.
’’Kami sudah mengantisipasi semuanya, termasuk pengalaman tinju yang dimiliki sang lawan. Saya yakin Robert mampu berbuat banyak, meski jam terbang yang dia miliki tidak terlalu banyak,’’ ujar Yani.
Menurut Yani, dirinya telah menyediakan sejumlah program latihan bagi Robert sesampai mereka di Jakarta. Paling tidak, dengan program tersebut, Robert bisa cepat beradaptasi dengan kondisi Jakarta.
Pertandingan itu memang sangat penting bagi Robert. Jika bisa memenangi pertarungan, dia berpeluang menyandingkan dua sabuk nasional sekaligus. Saat ini Robert adalah pemegang sabuk ATI (Asosiasi Tinju Indonesia). (Jawa Pos)

Jumat, 08 April 2011

Ali Rohmad dan Hero Tito di Malang Super Fight

Tiga partai profesional, 15 partai  amatir, dan dua partai wanita tersaji dalam Malang Super Fight VII mulai pagi sampai malam hari ini (9/4). Semuanya berlangsung di Malang Boxing Camp (MBC), kompleks Stadion Gajayana.
Partai profesional  mempertemukan enam petinju kawakan. Juara nasional kelas bulu 57,1 kg versi  KTI (Komisi Tinju Indonesia) Hero Tito dari Sasana D’Kross Malang berhadapan dengan peringkat tiga nasional Vincent Olin dari Banteng Timur BC Jakarta. Partai ini memperebutkan juara kelas bulu 57,1 versi KTPI (Komisi Tinju Profesional Indonesia).
      Selain itu, juara nasional kelas bantam junior KTI Ali Rohmad dari Sasana Yon Bek Ang Malang melawan Boido Simanjuntak dari Kuku Bima BC Semarang di kelas bantam 53,3 kg. Sedangkan Mosin Kadafi dari Sasana D’Kross bakal adu tangguh dengan Jack Timor dari Semen Gresik BC Tuban dalam pertarungan nasional perbaikan peringkat kelas terbang 49,9 kg.
     Dalam timbang badan di MOG kemarin, Hero Tito sudah berkoar untuk menjatuhkan Vincent dalam lima ronde. ”Target saya lima ronde. Saya mohon doa restu warga Malang supaya bisa memenangkan pertandingan,” ujar dia.
Sebaliknya, Vincent mengaku tidak memasang target KO atas Hero. Namun, dia bertekad  tampil bagus. ”Lihat saja siapa yang terbaik,” tandasnya.
Keyakinan memenangkan pertandingan juga diungkapkan kubu Ali Rohmad. Sutikno, pelatih Ali Rohmad, optimistis anak didiknya keluar sebagai juara. ”Pertarungan Ali dan Boido akan menarik. Saat ini Ali banyak mengalami peningkatan,” ujar Sutikno.
Pelatih Boido, Sutan Rambing, juga mengaku sudah menyiapkan petinjunya jauh-jauh hari untuk tampil di Malang. ”Boido petinju bagus. Namun, saya tidak mau sombong dulu. Lihat saja di ring nanti, siapa yang terbaik,” ucap mantan pelatih Chris John ini.
Promotor Malang Super Fight VII Ade Herawanto menyatakan, agenda tersebut salah satunya bertujuan menggairahkan kembali tinju di Malang. ”Kami ingin Malang menjadi salah satu barometer tinju di tanah air seperti beberapa tahun silam,” ucap pemilik Sasana D’Kross ini.
Pada Malang Super Fight VII ini, juga digelar ekshibisi antara Ketua KTPI Ruhut Sitompul versus pelawak Tessy Kaboel. Ruhut sekaligus akan melantik pengurus KTPI Malang. Selain itu, ada parade band dan sexy dancer. (radar malang)